BAB 6: MERANCANG TAMPILAN

Isi CV tetap merupakan aspek terpenting, tetapi aspek lainnya juga mesti diperhatikan. Bayangkan saja jika perekrut dihadapkan dengan puluhan bahkan ratusan CV, lalu ia mendapatkan CV yang kacau-balau dan tampilannya tidak menarik, pastilah muncul godaan untuk menyingkirkan CV yang tidak menarik. Untuk apa menghabiskan waktu membaca CV yang semacam itu bila CV berikutnya jauh lebih menarik? Jangan biarkan jerih payah menyusun isi CV Anda menjadi sia-sia hanya karena tampilannya tidak menarik.

Ingat, jika CV Anda memberi kesan bahwa Anda menulisnya dengan sungguh-sungguh, CV Anda akan diloloskan ke tahap selanjutnya. Anda tentunya pernah mengalami hal serupa. Bila Anda melewati sebuah toko yang menampilkan barang yang tidak menarik di etalasenya, maka Anda tidak akan memperhatikan toko tersebut. CV Anda adalah etalase yang menampilkan karir Anda. Jangan biarkan perekrut melewatinya begitu saja. Agar tampilan CV Anda menarik, ikutilah tip-tips berikut ini:

1. Gunakan kertas berkualitas
2. Pilih ukuran dan warna kertas standar
3. Pilih font standar
4. Grafis yang minimal
5. Manfaatkan halaman belakang dan halaman sebelah kanan
6. Membatasi jumlah halaman
7. Menggunakan formulir lamaran

1. Gunakan Kertas Berkualitas
Mungkinkah Anda datang ke wawancara kerja mengenakan pakaian santai? Tentunya tidak, tapi anehnya, banyak orang mengirimkan CV yang ditulis di atas kertas HVS biasa. Memang wawancara tidak ditentukan oleh kualitas kertas CV Anda, tetapi penampilan dan kesan pertama semakin lama semakin diperhitungkan dalam proses rekrutmen. “Kesan pertama tidak datang dua kali” demikian kata orang.
Anda tidak ingin ‘brosur’ diri Anda tercantum di atas kertas berkualitas rendah, bukan? Kertas CV Anda, sama halnya dengan pakaian yang Anda kenakan saat wawancara, harus yang bagus. Begitu pula surat pengantar beserta amplopnya. Kertas dan amplop berkualitas bagus, seperti art paper, bisa Anda beli di toko buku atau toko kertas dengan jenis dan harga yang bervariasi. Ingat, bagus belum tentu berarti mahal.

2. Pilih Ukuran dan Warna Kertas Standar
CV Anda sebaiknya diketik di kertas ukuran A4 berwarna putih, karena saat ini rata-rata perusahaan menggunakan kertas dengan ukuran dan warna itu. Untuk pekerjaan Humas dan Pemasaran, mungkin bisa menggunakan kertas berwarna pastel atau yang lebih tajam, tetapi untuk amannya, gunakan kertas A4 warna putih yang berkualitas.

Namun ingat: jangan berlebihan. Jangan gunakan kertas yang bercorak atau dihiasi ornamen. Kertas semacam ini cocoknya digunakan untuk menulis surat informal atau undangan pesta.

3. Pilih Font Standar
Agar CV Anda tampak profesional, jenis huruf atau disebut font dalam program komputer, harus menggunakan font yang standar, seperti Times New Roman, Arial atau Verdana. Font yang digunakan harus mudah dibaca.

Ukuran font yang dipakai sebenarnya tergantung pilihan Anda, namun ukuran yang umum dipergunakan berkisar antara 10 sampai 12. Jika ukurannya lebih kecil dari itu, bisa membuat sakit mata. Jika ukurannya lebih besar dari ukuran normalnya, maka akan memberi kesan kasar atau kurang sopan.

Berikut ini adalah font-font pada program komputer yang umum digunakan dalam CV:



Contoh - Font


4. Grafis yang minimal
Mengingat staf HRD hanya punya waktu sekitar 30 detik untuk melihat CV Anda secara sekilas, maka upayakanlah agar dalam waktu sempit itu, pembaca CV Anda langsung dapat melihat informasi-informasi penting dan relevan. Untuk itu, sebaiknya CV Anda tidak dihiasi elemen grafis yang macam-macam seperti ornamen-ornamen pada garis tepi atau corak warna-warni antar sub-judul karena hal ini menimbulkan kesan “ramai” dan akan membuat informasi yang penting jadi tidak mencolok atau tenggelam. Karena itu elemen grafis yang bisa Anda manfaatkan sebaik-baiknya adalah font sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Elemen grafis lainnya yang bisa Anda aplikasikan pada CV Anda adalah garis tipis sederhana yang dipakai untuk memisahkan sub-judul yang satu dengan sub-judul berikutnya. Untuk membuat informasi penting cepat terdeteksi, Anda bisa menggunakan bullet points atau simbol-simbol kotak ▪, atau lingkaran ●.

5. Manfaatkan Halaman Belakang dan Halaman Sebelah Kanan
Jika Anda harus menuliskan hal-hal yang kurang Anda sukai, ada dua cara untuk melakukannya. Pertama, tulislah hal tersebut di halaman yang belakang [halaman kedua atau ketiga], dan tulislah pada bagian sebelah kanan.

Cantumkan informasi yang kurang menguntungkan tadi di halaman belakang agar paling tidak perekrut melihat informasi yang positif terlebih dahulu. Jadi informasi yang dirasa negatif bisa diperhitungkan secara komprehensif dengan mempertimbangkan sisi positifnya. Misalnya, jika posisi yang Anda incar menghendaki gelar kesarjanaan tapi Anda tidak memilikinya namun memiliki pengalaman yang sesuai, tuliskan riwayat karir terlebih dahulu, baru pendidikan Anda.

Bila Anda tidak memiliki gelar kesarjanaan dan Anda harus bersaing dengan para pelamar yang memiliki berbagai macam gelar yang menghiasi nama mereka, Anda tidak perlu menuliskan riwayat pendidikan Anda. Ada kemungkinan bagian ini tidak “terdeteksi”.

Mengapa sebaiknya Anda memanfaatkan sisi sebelah kanan? CV biasanya dibaca secara sepintas lalu. Ketika orang membaca tulisan secara sepintas lalu, mereka membaca dari kiri ke kanan, sehingga bagian sebelah kiri lebih diperhatikan dan diteliti dibandingkan yang di sebelah kanan.

6. Membatasi Jumlah Halaman
Sebagaimana telah disebutkan di bab-bab terdahulu, Anda tidak perlu menceritakan setiap hal dalam CV. Buatlah CV Anda sesingkat mungkin. Seperti apakah singkat itu? Ada kalanya, CV sebanyak dua atau tiga halaman, masih saja dianggap kurang. Banyak pula orang yang menyarankan bahwa satu halaman saja sudah cukup. Namun sebaiknya, semakin tinggi posisi Anda, semakin pendek CV Anda. Tiga halaman untuk posisi Manajer Senior dan empat halaman untuk posisi junior lainnya sudah lebih dari cukup.

Anda harus ingat bahwa ini hanyalah panduan, bukan aturan. Seorang Eksekutif Senior yang berniat mencoba karir yang berbeda, perlu memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang memiliki keahlian yang beragam dan orang yang fleksibel. Karena itu, mungkin ia membutuhkan satu-dua halaman tambahan.

7. Menggunakan Formulir Lamaran
Anda pasti akan sangat kesal bila kerja keras Anda menyusun CV selama berjam-jam dan mengirimkannya berserta surat lamaran kerja hanya dibalas dengan permintaan untuk mengisi formulir lamaran yang telah disediakan perusahaan/organisasi.

Ini mungkin menjengkelkan Anda, tapi ingat dua hal ini. Pertama, tidak semua orang mendapat balasan formulir lamaran. Berarti, CV Anda telah menjalankan tugasnya. Kedua, jarang sekali ada formulir lamaran yang menyediakan kesempatan bagi pelamar untuk mencantumkan semua kualifikasi yang diminta. Berarti, CV Anda masih berperan dalam menyukseskan Anda mendapatkan panggilan wawancara.

Fungsi formulir lamaran bagi atasan menyerupai fungsi seragam bagi tentara untuk mempermudah penempatan setiap orang. Bagi perekrut lebih mudah melakukan wawancara dengan formulir lamaran, karena mereka tahu letak informasi yang mereka perlukan, baik pengalaman, keterangan pribadi, maupun keahlian. Jalannya wawancara tidak akan terganggu meskipun perekrut harus sesekali waktu melihat isi formulir karena ia tahu pasti di mana letak informasi yang ia cari. Bila ia harus membaca CV dengan seksama, wawancara akan terhambat dan komunikasi tidak akan berjalan lancar.

Anda harus melengkapi formulir yang telah disediakan, tetapi Anda dapat menuliskan di berbagai bagian, terutama yang menerangkan pengalaman dan prestasi, “Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat CV”, yang tentunya telah Anda sertakan. Jangan mengira bahwa atasan menyimpan CV atau arsip Anda yang sebelumnya. Memang tidak ada jaminan bahwa CV Anda akan dibaca lagi, tapi paling tidak Anda telah berusaha sebaik mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar