BAB 1: MENGHINDARI KESALAHAN UMUM

CV Anda adalah brosur yang berisi profil diri Anda, bukan otobiografi Anda. Pernahkah Anda membaca brosur suatu produk yang mencantumkan kelebihan sekaligus kekurangan produk tersebut? Nah sama halnya dengan brosur produk, CV Anda harus menunjukkan bahwa Anda punya kelebihan dan oleh karena itu Anda patut diperhatikan. Tidak lebih, tidak kurang.

Ingat, Anda tidak perlu menceritakan setiap hal dalam CV. Inilah kesalahan yang umum terjadi dan menjadi alasan ditolaknya banyak CV. Agar CV Anda efektif, hindarilah kesalahan tersebut dan ikuti kiat-kiat berikut ini:

1. Hilangkan informasi negatif
2. Jujurlah
3. Memilah informasi yang relevan
4. Berikan informasi yang relevan
5. Menjawab kebutuhan perusahaan/organisasi
6. Negosiasikan gaji pada tahap akhir
7. Menyiapkan beberapa versi CV

1. Hilangkan Informasi Negatif
CV sering digunakan sebagai panduan wawancara. Fungsi ini kurang dipertimbangkan oleh pelamar. Apabila CV menunjukkan kegagalan studi Anda, maka itulah yang akan dibicarakan saat wawancara. Karena itu, sebaiknya Anda hanya mencantumkan informasi positif, bukan negatif.

Andalah yang memegang kendali atas CV Anda. Jadi Anda bebas menghilangkan beberapa informasi. Informasi mana yang akan Anda hilangkan? Yang pasti, hilangkan informasi negatif. Informasi negatif hanya cocok disebutkan saat wawancara, ketika Anda punya kesempatan untuk memberikan penjelasan.

Misalnya, Anda dipecat lima tahun yang lalu karena Anda tidak setuju dengan atasan Anda, tetapi Anda memiliki karir yang sukses setelah itu, maka Anda tidak harus mencantumkan riwayat pemutusan kerja Anda tersebut dalam CV Anda.

2. Jujurlah
Pewawancara sering terpancing untuk menanyakan isi CV Anda. Namun tidak semua pewawancara mahir dalam bidang ini. Maka, sudah pasti kerangka wawancara akan difokuskan pada CV. Anda tentu harus mencantumkan informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan dalam CV Anda. Jika tidak, kredibilitas Anda akan hilang dan kesempatan mendapatkan tawaran kerja akan mengecil.

Anda boleh saja meniadakan sejumlah informasi. Maksudnya, Anda boleh tidak menuliskan informasi negatif, tapi Anda harus tetap menyiapkan jawaban, sekiranya pewawancara mencoba mencari tahu.

Pastinya, Anda tidak ingin memiliki atasan yang berbohong tentang gaji dan prospek karir Anda. Karena itu, jangan berbohong mengenai riwayat pendidikan maupun karir yang sebenarnya tidak Anda miliki. Hal seperti ini dapat dengan mudah dibuktikan keabsahannya, dan bila kebohongan Anda diketahui, tindakan Anda ini dapat dijadikan alasan untuk menolak Anda.

Jadi, selalu bertindak jujur sejujur-jujurnya. Akan tetapi, jangan terlalu jujur, karena Anda tidak perlu menyertakan informasi yang negatif. Untuk apa merusak prospek kerja Anda?

Ada sebuah perkataan: “Kejelekan Anda hanya untuk diketahui oleh Anda sendiri dan dicari tahu orang lain.” Menurut Anda apakah hal ini adil? Mungkin juga, toh belum pernah ada iklan lowongan pekerjaan berbunyi, “Kami memecat separuh jumlah karyawan kami untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.” Dalam konteks ini yang berlaku adalah “Kejelekan hanya untuk diketahui perusahaan/organisasi dan dicari tahu oleh pelamar kerja”

3. Memilah Informasi yang Relevan
Sebagaimana telah disebutkan di atas sebagian besar CV terkesan seperti otobiografi, yakni hanya menonjolkan diri. Segala macam informasi tentang diri sendiri dimasukkan dalam CV. Misalnya riwayat pendidikan lengkap dari TK sampai Perguruan Tinggi, semua seminar atau training yang pernah diikuti, semua pengalaman berorganisasi, hobi yang bermacam-macam, dan lain sebagainya. Memang calon atasan Anda perlu tahu tentang diri Anda, namun sebaiknya informasi itu dipilah-pilah, disesuaikan mana yang relevan dengan kebutuhan perusahaan/organisasi yang ingin Anda lamar. Tidak semua hal tentang diri Anda harus dimasukkan dalam CV.

Sebenarnya tidak ada aturan mutlak tentang cara penulisan CV. Ada cara yang terbukti berhasil buat si A namun cara yang sama tidak berhasil bagi si B. Namun pada intinya, CV harus memenuhi 3 kebutuhan utama, yaitu:

• Menonjolkan kelebihan Anda di hadapan calon atasan
• Menjadi panduan untuk wawancara
• Mendukung pernyataan yang akan diutarakan dalam wawancara

Menyusun CV sebenarnya tidak sulit, tapi jika ingin CV Anda berhasil, Anda perlu waktu, tenaga, pikiran, kreativitas, dan kebulatan tekad. CV Anda harus mempertimbangkan calon atasan. Pengarang menulis buku atau artikel sambil mempertimbangkan pembaca, pembuat iklan mempertimbangkan konsumen, begitu pula seharusnya Anda. Anda menjual kemampuan dan pengalaman Anda di pasar kerja, sehingga harus dipastikan bahwa profil diri Anda menampilkan aspek terbaik Anda di hadapan calon atasan. Oleh karena itu, saat menyusun CV Anda, lihatlah dari sudut pandang ini: kontribusi apa yang bisa Anda berikan bagi perusahaan/organisasi? Atau pengalaman apa yang Anda miliki yang bisa membantu memenuhi kebutuhan perusahaan/organisasi?

4. Berikan Informasi yang Relevan
Anda tidak perlu mencantumkan informasi yang tidak relevan dengan target karir Anda. Misalnya saat kuliah, pekerjaan pertama Anda adalah Waiter [pramusaji] di restoran, kemudian Anda bekerja sebagai Telephone Operator di hotel, dan sekarang Anda bekerja sebagai Freelance Copywriter untuk beberapa perusahaan periklanan. Sebenarnya riwayat kerja ini menarik, tetapi tidak ada gunanya jika dicantumkan secara mendetail pada CV.

Dalam konteks itu, CV Anda sebaiknya hanya mencantumkan informasi yang relevan, seperti ini:

Sebelum tahun 200X, pernah menduduki posisi customer service dalam bidang pelayanan makanan [food service] dan telekomunikasi.

Bila pekerjaan Anda yang terdahulu berkaitan langsung dengan pekerjaan yang baru, maka cantumkanlah. Misalnya, seorang pemasok daging yang dulu bekerja sebagai tukang daging. Anda harus menentukan cara yang menurut Anda terbaik untuk menampilkan karir-karir awal Anda pada CV. Pertanyaan yang harus Anda ingat: apakah karir ini cocok dengan dan/atau mendukung keinginan karir saya sekarang? Jika tidak terlalu berguna, karir tersebut tidak perlu Anda cantumkan.

Kadangkala ada pelamar yang mencantumkan nama lengkap, tanggal lahir, dan tempat lahir anak-anak mereka pada CV mereka. Ketika ditanya untuk apa mereka mencantumkan hal semacam tadi, mereka mengatakan, “Informasi ini tentunya diperlukan oleh calon atasan.” Calon atasan memang memerlukan informasi tersebut, tapi bukan melalui CV. Informasi seperti ini bisa diberikan saat Anda sudah diterima kerja di perusahan/organisasi tersebut, misalnya untuk pengurusan asuransi dan sebagainya. Ingat bahwa Anda hanya perlu memberikan informasi secukupnya agar lulus ke tahap wawancara.

5. Menjawab Kebutuhan Perusahaan/Organisasi
Perusahaan/organisasi, seperti halnya manusia, memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda. Dua perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang samapun biasanya tetap memiliki perbedaan. Misalnya kedua perusahaan tersebut sama-sama produsen sabun, tapi bisa jadi salah satu perusahaan tersebut memproduksi sabun kecantikan, sementara satunya lagi sabun kesehatan. Bisa jadi kedua perusahaan itu sama-sama menjual sabun kesehatan, namun target pasar mereka berbeda, yakni yang satu targetnya adalah kelas menengah ke bawah, dan satunya lagi adalah kelas menengah ke atas. Dari sisi bahan bakunya, bisa jadi salah satu perusahaan tersebut menerapkan prinsip pemakaian bahan-bahan yang aman bagi lingkungan, sementara perusahaan yang satunya tidak mempedulikan hal tersebut.

Intinya, Anda perlu mengetahui Informasi tentang karakter dan kebutuhan perusahaan/organisasi yang akan Anda lamar. Informasi ini bisa Anda dapatkan dari iklan lowongan kerja yang mereka publikasikan. Selain itu Anda bisa mencari informasi melalui website, kenalan yang bekerja di sana, atau dengan datang ke kantor itu untuk mendapat brosur, laporan tahunan atau bertanya langsung ke staf di sana, misalnya pada resepsionis. Setelah mendapatkan informasi itu, yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah memilah informasi tentang diri Anda yang relevan bagi perusahaan/organisasi tersebut.

Misalnya perusahaan yang Anda lamar memproduksi sabun kesehatan untuk kelas menengah ke bawah, maka jika Anda punya pengalaman menjual produk dengan target pasar yang sama, informasi ini perlu ditonjolkan dalam CV. Jika daerah operasi perusahaan itu sama dengan tempat pendidikan Anda atau tempat kerja Anda yang terdahulu, maka informasi itu sebaiknya dicantumkan dalam CV Anda. Jika Anda mencantumkan informasi seperti ini, maka akan terlihat bahwa Anda cukup mengenal daerah itu, bahkan mungkin Anda tahu tentang supplier atau distributor barang atau jasa yang relevan dan mungkin bisa menjadi mitra dengan perusahaan yang Anda lamar.

6. Negosiasikan Gaji pada Tahap Akhir
Prinsip umum mengenai gaji adalah atasan menggaji Anda sesedikit mungkin. Karena itu, Anda harus mempelajari ilmu bernegosiasi jika Anda ingin mendapat gaji sebesar mungkin. Aturan pertama adalah usahakan untuk menegosiasi gaji dengan pembuat keputusan. Aturan keduanya adalah selalu bernegosiasi saat Anda memiliki kendali atau posisi tawar [bargaining power].

Bila Anda adalah satu dari 200 atau lebih kandidat yang diberi kesempatan mengikuti wawancara kerja, maka Anda belum mempunyai kendali. Karena itu, belum saatnya Anda menyebutkan berapa gaji yang Anda minta. Bahkan saat Anda telah masuk dalam daftar wawancara yang mungkin hanya terdiri dari lima orang pun, Anda tetap belum punya kendali untuk menegosiasikan gaji.

Misalkan Anda adalah kandidat terakhir yang bertahan dalam berbagai tahapan seleksi, apakah Anda memiliki kendali? Tentu. Jika calon atasan menolak Anda, mereka sadar bahwa mereka harus mengulang proses rekrutmen, yang berarti kendali kini ada di tangan Anda.

Lain halnya bila Anda mengirimkan CV ke agen pencari tenaga kerja atau head hunter. Agensi semacam ini dibayar berdasarkan komisi. Mereka bersemangat mendapatkan pencari kerja sebanyak mungkin. Dalam hal gaji, mereka dapat membantu Anda. Maka, terangkanlah kepada mereka detil dan paket gaji yang Anda harapkan. Mereka akan memberitahu berapa kira-kira gaji yang pantas Anda dapatkan. Menerangkan kepada agen berapa gaji yang Anda dapat dan inginkan (atau bersedia terima) tidak menghalangi Anda untuk bernegosiasi dengan calon atasan.

7. Menyiapkan Beberapa Versi CV
Kesalahan yang sering dilakukan banyak orang adalah menyiapkan satu CV kemudian mengirimkannya ke berbagai perusahaan/organisasi. Padahal, sebagaimana telah dijelaskan di atas, masing-masing perusahaan/organisasi memiliki kebutuhan yang berbeda. Karena itu, sebaiknya CV Anda disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan/organisasi.

Idealnya, ada satu CV yang khusus ditulis dan disesuaikan untuk setiap perusahaan/organisasi yang Anda tuju. Namun, karena ketatnya kompetisi dan langkanya lapangan kerja saat ini, mau tidak mau Anda harus mengirim puluhan bahkan ratusan CV ke berbagai tempat sehingga akan banyak memakan waktu jika harus membuat puluhan bahkan ratusan CV yang unik. Untuk menyiasatinya, sebaiknya Anda menyiapkan tiga CV dasar, yaitu:

• CV yang berisi pekerjaan Anda sekarang
• CV yang ditargetkan untuk pekerjaan berikutnya dalam karir Anda
• Kombinasi CV tipe pertama dan kedua.

Dengan tiga CV di atas, Anda sudah punya modal untuk mengirim sebagian besar lamaran kerja Anda. Tapi ingat, Anda tetap harus memodifikasi CV Anda. Misalnya, mengubah urutan prestasi kerja Anda berdasarkan kualifikasi yang diminta perusahaan. Mungkin juga, Anda perlu menyederhanakan atau menghilangkan daftar tugas yang tidak berhubungan dengan posisi yang Anda lamar.

0 komentar:

Posting Komentar