BAB 4: MENAMPILKAN KESAN UNIK

Dari tumpukan CV yang ada di meja perekrut, pasti ada sebagian CV yang cocok dengan kualifikasi yang diinginkan perusahaan/organisasi. Beberapa orang yang lolos kualifikasi ini memiliki pendidikan dan pengalaman yang relatif sama. Jadi, bagaimana Anda dapat terlihat berbeda secara positif? Ada beberapa hal yang bisa Anda lalukan, sebagai berikut:

1. Tulislah prestasi kerja Anda
2. Membuat urutan prestasi
3. Jelaskan Prestasi dengan Angka
4. Kaitkan Prestasi dengan Kontribusi
5. Cantumkan prestasi diluar pekerjaan
6. Menjelaskan minat / hobi
7. Mengurutkan minat / hobi
8. Jangan bercanda

1. Tulislah Prestasi Kerja Anda
Banyak orang tidak menjelaskan prestasi kerjanya di dalam CV mereka. Kebanyakan hanya menjiplak deskripsi pekerjaan (job description) yang berisi tugas dan tanggung jawab yang telah dibuat oleh perusahaan / lembaga. Ini memang lebih baik daripada tidak ada usaha sama sekali, tetapi semua orang bisa diberikan tugas dan tanggung jawab. Sementara tugas dan tanggung jawab tidak memperlihatkan apa saja kontribusi yang diberikan orang tersebut.

Anda harus ingat bahwa divisi SDM menyusun job description yang berisi tugas dan tanggung jawab untuk menentukan gaji, mempekerjakan, mengevaluasi dan memecat karyawan – bukan untuk membantu seseorang mendapatkan pekerjaan. Jadi untuk apa mencantumkan informasi yang dibuat orang lain pada CV Anda? Alasan lainnya karena isi job description tersebut sangat melekat pada pekerjaan Anda yang terdahulu, sehingga menghalangi Anda mendapatkan pekerjaan baru.

Bila Anda mencantumkan informasi mengenai pekerjaan Anda, jangan tuliskan tugas dan tanggung jawab apa yang diberikan kepada Anda, tapi tugas apa yang sebenarnya Anda lakukan. Contohnya: seorang petugas toko bisa saja hanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan persediaan barang. Akan tetapi, dalam kenyataannya ia mempercepat distribusi barang sebanyak 17% dan meningkatkan penjualan barang sebanyak 50%. Hal ini merupakan prestasi yang selayaknya ditulis dalam CV. Pada dasarnya, dengan mencantumkan prestasi kerja, Anda mengatakan, “Saya pernah memberikan kontribusi ini pada perusahaan/organisasi terdahulu. Saya bisa melakukan yang sama bagi perusahaan/organisasi Anda.”

2. Membuat Urutan Prestasi
Dengan melihat semua prestasi yang pernah Anda raih, manakah yang kira-kira akan mendapat nilai tertinggi dan terendah oleh perekrut? Misalnya, sebagai seorang Eksekutif Periklanan, prestasi yang paling membanggakan Anda adalah kreativitas Anda dalam membuat naskah. Tentunya, prestasi pertama yang ingin Anda cantumkan adalah:

• Menciptakan konsep dan menulis naskah untuk...

Namun, pekerjaan yang Anda lamar mengutamakan manajemen klien. Inilah yang sebenarnya dicari oleh perekrut. Maka dari itu, prestasi yang sebaiknya Anda cantumkan pertama atau sebelum menuliskan informasi mengenai kreativitas Anda, adalah:

• Berhasil membuat perencanaan promosi untuk perusahaan sekuritas

Ketika Anda mengurutkan prestasi Anda, selalu pertimbangkan perekrut yang membaca CV Anda, bukan diri Anda sendiri.

3. Jelaskan Prestasi dengan Angka-angka
Pertama-tama, buat daftar segala tugas dan tanggung jawab Anda untuk posisi pekerjaan Anda. Tulislah semua prestasi yang pernah Anda raih dan membuat Anda merasa “Tugas ini berhasil saya jalankan” atau “Gaji ini pantas saya dapatkan karena keberhasilan saya”. Kesemua itu adalah “keahlian” pekerjaan Anda.

Periksalah keahlian Anda yang utama dengan cermat. Apa saja keahlian tersebut, seberapa penting, siapa saja yang ikut ambil bagian di dalamnya, apa kontribusinya bagi perusahaan? Pikirkan pula “Apakah keahlian tadi dapat diperjelas bila dilengkapi dengan data kuantitatif – dengan angka, persentase, atau ukuran hitungan lainnya?” Mengapa Anda perlu menyertakan data kuantitatif? Sebuah prestasi yang dilengkapi dengan data kuantitatif akan terlihat lebih mengesankan, lebih dapat dipercaya, dan lebih dapat dimengerti. Misalnya:

• Memimpin tim peneliti pemberdayaan ekonomi pedesaan.

Berapa banyak ahli yang ikut dalam penelitian, apa pendidikan mereka, penelitian semacam apa, bagaimana cara Anda memimpin mereka? Setelah Anda mencermati pertanyaan-pertanyaan tadi, Anda dapat menggantinya menjadi:

• Memimpin tim multi disipliner yang terdiri dari empat peneliti ekonomi dan empat peneliti sosiologi pedesaan dan menggunakan hasil penelitian untuk menyusun kebijakan pemberdayaan ekonomi pedesaan.

Penanggung jawab divisi SDM/HRD mungkin tidak tahu banyak mengenai teknis pemberdayaan ekonomi pedesaan, tapi mereka tahu apa arti multi disipliner, memimpin, dan angka empat itu. Jadi, prestasi di atas tak hanya terdengar lebih mengesankan, tapi juga membuat para “penjaga pintu” berkata “silahkan masuk”. Penjaga pintu adalah orang-orang divisi SDM/HRD yang menjaga pintu menuju perusahaan yang dilewati oleh para pelamar kerja. Mereka tidak berhak menentukan diterima atau tidaknya seorang kandidat, tapi mereka dapat menentukan kandidat mana yang boleh melewati pintu masuk menuju wawancara kerja.

4. Kaitkan Prestasi dengan Kontribusi
Setelah menulis keahlian yang dilengkapi data kuantitatif, kini perlu ditambah dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan/organisasi. Cantumkanlah sebanyak mungkin kontribusi Anda terhadap perusahaan/organisasi. Gunakan cara sederhana berikut. Pikirkanlah: “Dengan kontribusi saya, prestasi apa saja yang perusahaan dapatkan yang sebelumnya tidak dimilikinya?” “Dengan prestasi tersebut, apa saja keuntungan yang didapatkan perusahaan?” Contohnya:

Keahlian:
Melakukan penggalangan dana

Data kuantitatif:
Berhasil menggalang dana sebesar Rp 5 milyar dari perusahaan dan individu.

Keuntungan:
Berhasil melakukan penggalangan dana sebesar Rp 1,5 milyar dari perusahaan dan individu, sehingga memungkinkan lembaga menjalankan proyek-proyek pemberdayaan usaha kecil tanpa meminjam dana dari pihak lain.

Contoh lain:

• Memajukan waktu pengembalian hutang dari 90 hari menjadi 80 hari, sehingga memaksimalkan pemasukan.

5. Cantumkan Prestasi diluar Pekerjaan
Sebaiknya Anda mencantumkan prestasi di luar pekerjaan, terutama jika Anda pernah diangkat untuk menduduki suatu posisi. Contoh:

• Diangkat menjadi Bendahara Perkumpulan Geologi
• Diangkat menjadi Sekretaris Komunitas Pencinta Sastra
• Diangkat sebagai Ketua Panitia Festival Musik Jazz

Apakah maksud “diangkat”? Kata ini secara halus mengatakan, “Teman-teman dan kolega saya di luar konteks pekerjaan menganggap bahwa saya dapat diandalkan, jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya, sehingga saya dipilih karena mereka berharap agar saya dapat mengemban tugas ini dan itu.” Kata-kata “dinominasikan”, “dipilih, dan “diundang” pun memiliki kesan yang sama.

Bagaimana dengan prestasi Anda dalam olahraga, baik yang baru maupun yang lama? Bahkan bila usia Anda di atas 50 tahun pun Anda masih tetap bisa menyebutkan bahwa Anda pernah ikut ambil bagian dalam kegiatan olahraga yang mewakili keluarga, sekolah, atau tim lainnya.

6. Menjelaskan Minat/Hobi
Apa minat/hobi Anda? Anda bisa saja mencantumkan “membaca”, tetapi banyak orang mencantumkan itu. Tentu akan lebih menarik bila Anda menyertakan deskripsi, misalnya:

• Membaca, terutama novel-novel Indonesia jaman Balai Pustaka
• Membaca, terutama otobiografi pengusaha sukses

Begitu pula untuk minat/hobi lainnya, misalnya:

• Mendengarkan musik: pop, jazz, klasik
• Olahraga: futsal, badminton

7. Mengurutkan Minat/Hobi
Ada beberapa kegiatan yang perlu Anda cantumkan sebagai minat/hobi dan kegiatan di waktu senggang. Namun jangan terlalu banyak menyebutkan jenis kegiatannya karena bisa memberi kesan Anda tidak punya waktu sisa untuk bekerja dan beristirahat.

Minat dan aktivitas di luar kerja memperlihatkan penggunaan waktu Anda dan penggunaan sisa gaji Anda. Dari informasi ini, calon atasan Anda bisa menerka-nerka nilai, motivasi, dan kadangkala intelegensi Anda.

Misalnya, ada seseorang yang memiliki minat berikut:

• kartu
• teka-teki silang
• desain software

orang tersebut kelihatannya:

• cukup intelek
• dapat memecahkan masalah
• akurat dan mungkin kompetitif

Misalnya ada orang lain yang:

• menyukai tenis
• suka entertainment
• mengoleksi mobil kuno

orang tadi sepertinya:

• kompetitif
• mudah bergaul
• mungkin praktis

Apa kira-kira minat yang akan Anda cantumkan dalam CV? Tulislah tiga minat Anda dan coba perlihatkan kepada teman-teman – yang tidak terlalu akrab dengan Anda – lalu tanyakan, “Orang seperti apa yang menurut Anda dicerminkan oleh minat-minat ini?” Apakah kesan yang mereka tangkap sama dengan kesan yang ingin Anda tampilkan? Jangan lupa untuk menambahkan deskripsi. Contoh:

• Menerjemahkan cerpen berbahasa Prancis ke dalam Bahasa Indonesia
• Televisi – terutama drama
• Keluarga – menghabiskan waktu bersama anak-anak

Kesan yang ditimbulkan ketiga hal di atas lebih menarik dibandingkan di bawah ini:

• Keluarga
• Televisi
• Terjemahan Bahasa Prancis

Urutan ketiga minat tadi bisa diubah karena calon atasan mungkin tertarik akan kemampuan Anda berbahasa Prancis, sehingga dalam kasus ini contoh pertama lebih cocok.

Minat dapat mempengaruhi wawancara Anda. Ingat bahwa pewawancara terpancing untuk menanyakan apa yang Anda tulis pada CV. Bersiaplah untuk dihadapkan pada sederetan pertanyaan, bahkan untuk diuji sampai tetes darah penghabisan. Jika Anda benar-benar tidak dapat menemukan minat yang memberi kesan menarik, cantumkanlah “Berita-berita Terkini” dan pastikan Anda membaca tiga edisi terakhir media-media ternama sebelum Anda datang ke wawancara.

Jangan cantumkan minat Anda yang mungkin akan dinilai berbahaya seperti terjun dari pesawat terbang. Bila calon atasan Anda bukan orang yang menyukai hobi seperti ini, sebaiknya jangan cantumkan minat ini. Salah satu alasannya adalah beban yang harus ditanggung perusahaan akan lebih besar jika Anda terkena cidera atau tertimpa musibah dibandingkan orang yang memiliki hobi membaca atau mendengarkan musik.

8. Jangan Bercanda
Ada orang-orang yang mencoba menampilkan kesan unik dengan cara bercanda atau bergurau dalam CV mereka. Jangan coba-coba melakukan ini. Proses seleksi dan adalah hal yang serius. Bisnis rekrutmen adalah bisnis yang tidak berpikir tentang risiko – tidak seperti dunia hukum atau akuntansi. Jika lebih mudah bagi perekrut untuk mengatakan “tidak” dibandingkan “ya”, maka mereka akan berkata “tidak”. Pada dasarnya, para perekrut selalu berkata “tidak” pada gurauan atau lelucon. Mereka bersikap seperti itu bukan karena mereka tidak humoris, tapi karena kesuksesan pekerjaan mereka bergantung pada ketepatan mereka memilih kandidat. Menurut Anda, bagaimanakah nasib para perekrut/HRD yang selalu memilih kandidat yang salah? Mereka pun akhirnya ikut terjun dalam pencarian kerja.

Membuat lelucon dalam kehidupan sehari-hari saja sudah cukup sulit, apalagi di atas kertas. Berikut ini adalah contoh beberapa lelucon dalam CV. Lelucon tentang minat:
• Sepak bola, sepak bola, dan sepak bola lagi

Lelucon tentang alasan meninggalkan perusahaan terdahulu:
• Mencari gaji yang lebih besar agar dapat membayar uang sekolah

Lelucon tentang prestasi:
• Berkutat dengan sistem password dan berhasil memecahkannya

Intinya: Jangan coba-coba bercanda di dalam CV. CV Anda harus bernada serius jika Anda ingin ditanggapi dengan serius.

0 komentar:

Posting Komentar