PENGALAMAN KERJA ADA DIMANA-MANA

Hari ini saya saya teringat obrolan dengan seorang kawan. Dia cerita bahwa dia ingin sekali pindah kerja. Mungkin ke bank jadi Management Trainee. Tapi dia bingung karena saat ini dia baru kerja 2 bulan di sebuah instansi pemerintah. Kalau pindah sekarang, dia merasa masih belum punya pengalaman kerja.

Saya sering berkenalan dengan orang-orang yang bilang belum punya pengalaman kerja. Tetapi setelah ngobrol dengan mereka, ternyata mereka punya pengalaman kerja. Bahkan bukan satu-dua pengalaman kerja saja. Banyak, ternyata ...

Masalahnya, kita kadang kurang menghargai diri kita sendiri. Kita kurang bisa melihat hal-hal yang kita lakukan sebenarnya adalah bekerja. Mungkin karena sejak kecil kita hidup dalam masyarakat yang senang bermimpi tentang hidup yang serba enak. Sehingga mengukur keberhasilan hanya dari kemapanan. Dan akhirnya seringkali mengkerdilkan arti bekerja. Bekerja hanya di kantor atau perusahaan. Bekerja hanya diukur dengan uang.

Pekerjaan yang kita lakukan sendiri, bersama teman-teman atau keluarga, misalnya memproduksi atau menjual barang, sering tidak dianggap sebagai pekerjaan hanya karena kita tidak berkantor. Pekerjaan yang sifatnya sukarela, seperti mengkoordinasikan bantuan untuk saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana alam, dianggap bukan bekerja karena tidak dibayar. Kegiatan-kegiatan dalam suatu kepanitiaan di sekolah atau di kampus, misalnya untuk menyelenggarakan pentas seni atau menyusun majalah, tidak dianggap bekerja karena sekedar kegiatan sampingan, tambahan atau esktrakurikuler. Demikian pula dengan pekerjaan domestik atau tugas-tugas yang dilakukan di dalam rumah tangga, dianggap bukan bekerja karena tidak memberi pemasukan, dan lebih dianggap sebagai kewajiban.

Kalau dipikir-pikir pekerjaan-pekerjaan di atas sebenarnya juga tidak kalah susahnya dengan pekerjan di kantor atau di perusahaan. Untuk melakukan pekerjaan yang tidak dibayar kita pun harus membuat perencanaan, strategi, skala prioritas, mempertimbangkan keterbatasan tenaga, waktu dan dana. Kita juga harus memikirkan tentang risiko.

Kalau kita mau menjual barang produksi kita sendiri, membantu korban bencana alam, membuat acara pentas seni, atau melakukan tugas-tugas domestik, kita harus punya keahlian misalnya dalam membuat budget projection atau perkiraan biaya. Kemudian kita harus punya keahlian marketing atau promosi untuk melakukan penggalangan dana, atau mencari pemasukan. Ketika uang sudah terkumpul, kita harus bisa mengelola dana itu berdasarkan perencanaan -- atau mungkin dengan perubahan rencana. Kalau uang tidak terkumpul, kita harus punya skenario B dan C, entah itu berusaha mendapatkan dana dengan cara lain atau memangkas beberapa komponen biaya. Kita juga harus memakai keterampilan berkomunikasi, misalnya untuk mengurus perijinan, menawar harga barang, dan menjawab permintaan atau komplain. Bukankah pekerjaan-pekerjaan semacam ini yang dilakukan di kantor atau perusahaan?

Kalau kita lihat heading atau judul pada CV di bagian pengalaman kerja, kata-kata yang umum dipakai adalah "Work Experience" atau "Pengalaman Kerja", dan bukan "Place of Employment" atau "Tempat Kerja". Jadi yang dipentingkan adalah kegiatan bekerja itu, bukan tempat di mana kita bekerja. Yang dipentingkan adalah ketika kita menggunakan pikiran kita, tangan kita, kaki kita, panca indera kita, dan seluruh daya upaya kita untuk melakukan sesuatu.

Jadi bagi mereka yang belum bekerja, atau belum lama bekerja di sebuah kantor atau perusahaan jangan berkecil hati. Jangan pesimis. Coba diingat-ingat lagi apa yang sudah Anda lakukan selama ini di sekolah atau di kampus, di lingkungan rumah, di dalam kelompok, atau yang Anda lakukan sendirian. Informasi ini bisa dimasukkan ke dalam CV dan surat lamaran kerja Anda. Tapi, Anda harus menyortir mana yang paling relevan dengan pekerjaan yang akan Anda lamar. Teknis penulisannya di CV sebaiknya menggunakan format CV Fungsional yakni dikelompokkan berdasarkan bidang keahlian.

Kalau Anda sudah punya beberapa pengalaman kerja dari kegiatan yang dulu-dulu, menurut saya nggak masalah kalau mau pindah dari tempat kerja yang sekarang, meski baru beberapa bulan kerja di sana, seperti Chandra tadi. Dulu saya juga seperti itu. Dan banyak teman saya juga seperti itu. Dan nyatanya: no problemo!

Kalau pengalaman Anda masih nol, benar-benar belum punya pengalaman sama sekali, benar-benar belum pernah melakukan sesuatu apapun sepanjang hidup Anda, sekarang carilah kegiatan yang Anda minati, entah sendiri, bersama teman, atau bergabung dalam sebuah kelompok. Sekaranglah saatnya untuk bergerak. Untuk bekerja. Dan bekerja bisa dimana saja, tidak cuma di kantor atau di perusahaan ... seperti belajar tidak cuma di bangku sekolah...
...
Foto: Kakiku di Pantai Jeruk, Tegal, Juli 2008

0 komentar:

Posting Komentar